Penyebab, gejala dan Pencegahan Demensia

demensia gambar dua orang wanita muda dan wanita tua bersama merangkai bunga

Penyebab, gejala dan Pencegahan Demensia

wanita tua di kursi roda dan perawat bersama tablet

Demensia dewasa ini sudah memiliki perhatian khusus. pembahasan mengenai penyebab, gejala dan pencegahan demensia harusnya bisa lebih dipahami. Dengan meningkatnya populasi usia lanjut di Indonesia, berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang khas terdapat pada usia lanjut akan meningkat. Salah satu masalah kesehatan yang  sering dihadapi pada usia lanjut adalah Demensia. Demensia bukanlah suatu penyakit melainkan sekumpulan gejala yang berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif.

Penyebab Demensia

Penyebab demensia disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel otak.  Kerusakan ini mengganggu kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Ketika sel-sel otak tidak dapat berkomunikasi secara normal, maka fungsi otak seperti berpikir, berperilaku dan mengatur perasaan dapat terpengaruh.

Gejala Demensia

Secara umum gejala demensia dapat dibagi atas dua kelompok yaitu gangguan kognitif dan gangguan non-kognitif. Keluhan kognitif terdiri dari gangguan memori terutama kemampuan belajar materi baru yang sering merupakan keluhan paling dini. Memori lama bisa terganggu pada demensia tahap lanjut. Pasien biasanya mengalami disorientasi di sekitar rumah atau lingkungan yang relatif baru. Kemampuan membuat keputusan dan pengertian diri tentang penyakit juga sering ditemukan.

Beberapa gejala dan tanda yang paling sering timbul pada gangguan fungsi kognitif seperti :

  • Berkurangnya daya ingat
  • Kesulitan berkomunikasi dan mencari kata-kata yang tepat,
  • Berkurangnya kemampuan visuospatial adalah kemampuan untuk menempatkan sebuah benda, objek atau gambar dalam sebuah tempat atau ruangan.
  • Kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan suatu masalah 
  • Kesulitan dalam membuat perencanaan dan mengatur suatu hal
  • Kesulitan mengkoordinasikan gerak tubuh
  • Kebingungan dan disorientasi

Gangguan non kognitif pada demensia berupa gangguan psikologis seperti :

  • Perubahan kepribadian dan perilaku
  • Depresi
  • Cemas
  • Paranoid (ketakutan)
  • Agitasi (Gaduh, gelisah, memberontak)
  • Halusinasi

Baca Juga : 7 Tahapan Demensia

Penatalaksanaan

Proses penyembuhan demensia secara total biasanya tidak mungkin. Tetapi dengan penatalaksanaan yang optimal kita dapat mempertahankan kualitas hidup dan memperlambat progresivitas penurunan fungsi kognitif pada penderita demensia. Penatalaksanaan demensia dilakukan dengan terapi farmakologi (pemberian obat-obatan) dan terapi non farmakologi (terapi non-obat). Terapi non-obat yang efektif bagi penderita demensia mencakup :

  • Pelatihan kognitif
    • Reminiscence therapy (Terapi kenangan)

teknik yang digunakan untuk mengingat untuk membantu senior dengan demensia mengingat kejadian, orang, serta tempat di kehidupan lampau dengan stimulasi panca indera. Seperti melihat foto masa kecil, mencoba makanan favorite waktu kecil, mendengarkan musik favorit di masa lampau.

  • Intervensi stimulasi sensorik
    • Aromaterapi
    • Light therapy
    • Massage
    • Terapi musik
  • Intervensi psikososial
    • Animal Assisted therapy à Pet therapy

Baca Juga :
Peran Indra Peraba sebagai terapi demensia
Perbedaan Demensia dan Alzheimer


Animal Assisted Therapy (AAT) didefinisikan sebagai pengenalan hewan ke dalam lingkungan langsung sebagai media interaksi. Misalnya, merawat hewan kecil yang membutuhkan sentuhan, dibelai, bicara, dan makan dapat melambangkan peran ibu atau orang tua. Peran ini mungkin telah ditinggalkan, tapi dengan adanya binatang dapat memberikan pengganti kegiatan yang berarti.

  • Aktivitas fisik, olahraga rutin untuk meningkatkan kebugaran

Pencegahan Demensia

Pemahaman tentang penyebab, gejala dan pencegahan demensia sejauh ini, belum ada cara yang diketahui bisa mencegah  terjadinya demensia. Tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko demensia

  1. Menerapkan pola makan sehat dengan mengurangi konsumsi daging dan meningkatkan konsumsi ikan, sayuran dan buah-buahan.  
  2. Menjaga asupan vitamin B12, C, E dan Vit D agar tercukupi
  3. Menjaga fisik tetap aktif, dengan melakukan pekerjaan sehari-hari dan olahraga rutin.
  4. Menjaga keaktifan mental dengan tetap menjalankan hobby, bermain musik, menari, membaca, bermain mahyong, bermain catur, membaca, mengisi teka-teki dan kegiatan lainnya yang bisa merangsang mental dan melatih otak.
  5. Olahraga rutin

Selain tetap aktif secara mental, olahraga secara teratur juga bisa membantu mengurangi risiko demensia.

  • Periksa kesehatan secara berkala untuk tetap menjaga kesehatan
  • Berhenti merokok
  • Tidur yang cukup

Dengan mengetahui penyebab dan gejala demensia, tentunya kita dapat lebih memahi orang dengan dengan demensia, dan tahu bagaimana tentang penanganannya. Di RUKUN Senior Living memiliki sarana Demensia Day Program yang tentunya dapat dikunjugi.

RUKUN Senior Care
Email: info@rukunseniorliving.com
Phone: 021 8795 1525

Facebook : Demensia Support Center

Ilustrasi demensia karena alzheimer pada lansia. (shutterstock)

Penyebab, gejala dan Pencegahan Demensia

2 thoughts on “Penyebab, gejala dan Pencegahan Demensia

Comments are closed.