FENOMENA REUNI USIA SENIOR PERLAMBAT DEMENSIA
SORAYA SALIM, PSIKOLOGI (Psi ’88)
Co-Founder Pulih@thepeak, pusat pemberdayaan perempuan, remaja dan keluarga
Di re-publikasi dengan ijin dari:
Majalah Alumni Universitas Indonesia, Edisi Januari-April 2019
Benarkah reuni usia senior perlambat demensia?

Beberapa tahun belakangan ini “event” Reuni menjadi sangat marak, dari mulai reuni teman seangkatan kuliah, SMA, SMP bahkan SD. Apalagi untuk mereka yang berusia makin senior, kadang menjadi ajang yang sangat ditunggu-tunggu. Saya jadi ingat ibu saya yang akan meletakkan di agenda paling penting dan tak akan dilewatkan untuk reuni SMP nya yang masih berjudul ala Belanda itu. Dan di situpulalah saya melihat teman-teman ibu datang meski harus menggunakan alat bantu masing-masing. Dan di situpulalah saya melihat mereka sangat menikmati acara tersebut, tertawa lepas, menyanyi bahkan kadang berdansa. Kenapa “event” atau kegiatan ini jadi begitu bermakna? Karena di situlah mereka bisa bertemu dengan teman di “jaman”nya. Mereka dapat saling bertukar cerita, lelucon dan kisah-kisah unik. Sesaat mereka seperti kembali di masa mudanya dangan vitalitas dan keseruan mereka, beberapa aspek yang mulai menurun seiring pertambahan usia. Hal yang sulit didapatkan saat bersama anak, cucu karena generasi dan jaman serta konteks sudah berbeda.
Dr. dr Yuda Turana Sps, ahli syaraf Universitas Indonesia dan dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atmajaya, pada sebuah pertemuan PSI di San Fransisco menyatakan bahwa dari penelitian diperoleh data bahwa aktivitas sosial berdampak positif pada penurunan memori dan fungsi otak yang lebih landai/lebih pelan (Dementia Geriatri Cognition Disorder 200bi21:15-73). Dan, ‘event’ reuni bisa menjadi salah satu bentuk aktivitas sosial tersebut. Kegiatan lain yang juga bisa dilakukan adalah bermain puzzel, diskusi, kerajinan tangan, senam bersama, kegiatan yang relatif agak ringan, bila dilakukan dengan rutin akan sangat bermanfaat dalam menjaga fungsi otak lansia atau para usia senior.
Dr.dr Ria Maria Theresia, psikiater Universitas Indonesia yang kini ada di posisi strategis di Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, dalam penelitiannya mendapatkan bahwa tarian Poco-Poco yang dilakukan bersama-sama mengandung unsur olahraga atau gerakan, ritme dan koordinasi yang berhubungan dengan olah otak, serta menyenangkan/”fun” dan dilakukan beramai-ramai dalam suasana positif, mampu mengurangi resiko demensia/Alzheimer.
Di publikasi: Majalah Alumni Universitas Indonesia, Edisi Januari-April 2019
RUKUN Senior Living
Kawasan Darmawan Park
Jl. Babakan Madang No. 99
Sentul Selatan – Bogor 16810
telp. 021 8795 1525
facebook : RUKUNSeniorliving
Instagram : @rukunseniorlivingindonesia
One thought on “Perlambat demensia”
Comments are closed.