Waspada! Penipuan Warga Senior Melalui Media Sosial

Waspada! Penipuan Warga Senior Melalui Media Sosial

Penipuan Warga Senior Melalui Media Sosial

Perkembangan teknologi memang bermanfaat dalam kehidupan banyak orang, baik dalam bentuk handphone dengan ragam aplikasi yang memberi kemudahan sehari-hari, maupun sebagai sarana komunikasi. Namun sayangnya kemudahan dalam mengirim informasi dan berkomunikasi melalui media sosial maupun aplikasi pesan seperti WhatsApp juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak dengan tujuan menipu orang.

Warga senior tidak luput dari sasaran penipu yang mencari mangsa secara digital, maka warga senior dan keluarganya perlu memahami jenis dan cara penipuan yang beredar agar bisa menghindar dari menjadi korban. 

RAGAM JENIS PENIPUAN

Berikut beberapa jenis penipuan umum yang memanfaatkan media sosial dan jalur komunikasi digital lainnya:

Penipuan Belanja Online:

Dalam tipu muslihat ini, penipu mengiklankan penawaran luar biasa di media sosial atau pesan langsung untuk sesuatu hal – misalnya, tawaran untuk sebuah produk bermerek dengan harga diskon yang tinggi. Saat mencoba memesan dan mengirim pembayaran, penipu menerima uang kita, tetapi tidak pernah mengirim barangnya. Atau, produk yang dikirim tidak sesuai dengan yang diiklankan. Lebih parah lagi, jika kita membayar dengan kartu kredit atau data kartu debit, penipu bisa juga memanfaatkan data kartu kita untuk menarik lebih banyak dana dari rekening kita.

Agar tidak jatuh korban tipe penipuan ini, selalu belanja dari situs web atau aplikasi yang sudah terbukti dan memiliki nama baik. Jika belanja melalui sebuah aplikasi marketplace (mis. Tokopedia, Shopee, dsb.), di mana terdapat penjual-penjual mandiri, perhatikan kredibilitas penjual dari nilai dan komentar rating untuk memilih yang terbaik.

Penipuan Liburan:

Penipuan jenis ini sering ditujukan secara spesifik pada warga senior karena memiliki waktu luang lebih banyak untuk bepergian untuk wisata. Serupa dengan Penipuan Belanja, metode ini menawarkan paket tour atau harga hotel yang murah atau tawaran menarik lainnya, namun tipuannya adalah bahwa akomodasi atau layanan yang dijual tidak ada atau tidak sesuai dengan yang ditawarkan. 

Agar tidak jatuh korban tipe penipuan ini, selalu belanja dari situs web atau aplikasi yang sudah terbukti dan memiliki nama baik, atau memakai travel agent yang sudah dikenal kredibilitasnya.

Penipuan investasi:

Tipuan ini serupa dengan Penipuan Belanja di mana seseorang menghubungi kita secara online dengan peluang “luar biasa” untuk berinvestasi dan mendapat hasil pengembalian dana yang menggiurkan. Jangan percaya bahwa uang banyak begitu mudahnya bisa didapatkan tanpa usaha – hampir pasti tawaran itu palsu.

Penipuan Lotere/Undian/Berhadiah:

Penipuan ini sering kita lihat dalam bentuk tawaran hadiah atau undian/lotere untuk menerima suatu hadiah dari sebuah perusahaan ternama. 

Jika kita ikuti instruksinya, biasanya pesan ini akan mengarahkan kita untuk mengisi sebuah survey di mana kita diminta untuk mengisi data pribadi untuk ikut serta undian atau mendapat hadiah. Kemudian, bisa juga kita diinstruksikan untuk membayar biaya ongkos kirim di awal untuk menerima hadiahnya.

Jika kita menerima/melihat pesan seperti ini, perhatikan dengan jeli jika akun media sosial atau link situs website yang disediakan memang yang resmi milik perusahaan yang tengah dipromosikan. Seringkali pesan seperti ini adalah penipuan yang mengatasnamakan merek atau perusahaan ternama, dan dapat dilihat dari akun atau website yang bukan aslinya.

Penipuan Musibah:

Cara tipuan ini bisa timbul dalam beberapa ragam, namun tema utama dari pesan yang kita terima adalah telah terjadinya sebuah musibah yang memerlukan solusi dana secara darurat. Beberapa contoh antara lain:

  • Anggota keluarga/kenalan kita mengalami kecelakaan dan rumah sakit membutuhkan dana segera untuk memberi pelayanan.
  • Anggota keluarga/kenalan kita sedang di luar kota dan baru dirampok sehingga memerlukan dana segera (untuk biaya transportasi atau lainnya).

Jika menerima pesan seperti ini, sebelum melanjutkan interaksi dengan pengirim pesan, segera hubungi secara langsung anggota keluarga/kenalan yang dinyatakan sebagai korban tersebut, atau orang lain yang dekat dengan mereka untuk memverifikasi situasi mereka sebenarnya.

Penipuan Asmara:

Jika kita memulai relasi pertemanan dengan seseorang secara virtual yang kemudian mulai berubah menjadi lebih akrab atau bahkan romantis meski hubungan masih mayoritas berjalan secara online, maka kita perlu mulai was was. Jika “kekasih online” kita tiba-tiba sangat membutuhkan pinjaman uang, maka kemungkinan besar kita sedang ditipu.

Penipuan Pencurian Akses Perangkat (HP atau komputer):

Dengan banyaknya hal keuangan yang bisa dilakukan melalui HP dan komputer (mis. online banking, e-wallet dengan Ovo dan GoPay, dsb.) maka perangkat HP dan komputer kita juga telah menjadi sasaran penipu.

Metode tipe ini biasanya agak canggih dan bisa berawal dengan seseorang menghubungi kita terkait sebuah “masalah” dengan jaringan internet, atau perangkat HP/komputer kita. Orang tersebut bisa mengaku sebagai peegawai/teknisi dari perusahaan penyedia jasa internet atau telekomunikasi, dan meminta kita melakukan serangkaian hal pada perangkat kita, misalnya mengklik suatu link, mengunduh suatu file, atau menginstal sebuah aplikasi.

Penipuan ini bisa juga terjadi secara otomatis, di mana saat kita sedang memakai membuka media sosial, WhatsApp, atau hal internet lainnya kita tergiring atau tergoda untuk meng-klik suatu link yang ternyata mengakibatkan sebuah aplikasi jahat terinstal di perangkat kita.

Jika teknologi jahat sempat terpasang, maka penipu bisa mendapat akses pada HP/komputer kita dan mengambil alih kendali terhadap perangkat kita atau mencuri data pribadi yang tersimpan. Dengan kendali atau data itu, penipu bisa menguras saldo e-wallet atau membuka akses ke rekening bank kita.

Untuk menghindar dari penipuan ini, jangan langsung percaya jika dihubungi seorang yang tidak dikenal untuk melakukan langkah2 teknis pada perangkat kita (Kecuali jika memang kita yang sebelumnya menghubungi kantor resmi penyedia jasa karena punya masalah dengan perangkat kita). Juga, jangan mudah meng-klik link-link dengan aneka tawaran seperti jenis tipuan yang sudah diulas di atas.

OBJEKTIF TIPUAN

Tentunya secara garis besar penipu bertujuan untuk mendapatkan uang. Namun jalan menuju uang itu bisa melalui beberapa tahap, yang masing-masing menjadi objektif penipuannya, antara lain:

Mendapat Uang Lansung:

Ini adalah objektif penipuan yang paling mencolok karena penipunya secara langsung meminta uang dari kita.

Mendapat Data Kartu Kredit/Debit atau terkait rekening bank: Penipu bisa membuat sebuah skenario yang di permukaan tampak bonafit karena hanya melibatkan uang/pembayaran dengan nominal kecil. Namun dalam proses pembayaran jika kita memberi data kartu kredit/debit atau data terkait rekening bank yang terlalu banyak, maka penipu memiliki kesempatan untuk menarik dana lebih banyak dari rekening kita. 

  • Jika memiliki data kartu debit kita, maka penipu bisa menarik tunai langsung dari rekening kita.
  • Jika memiliki data kartu kredit kita, maka penipu bisa memakai rekening kita untuk berbelanja lagi untuk dirinya.
  • Jika mendapatkan nomor rekening, PIN ATM atau kata sandi rekening, penipu bisa berupaya untuk menarik dana dari rekening bank kita.     

Mendapat Data Pribadi:

Penipu bisa membuat sebuah skenario untuk mendapatkan data pribadi kita, misalnya tempat dan tanggal lahir, nomor KTP/NPWP, dan ragam data pribadi lainnya. Dengan data ini, penipu bisa mencoba “mencuri” identitas kita dan memakainya untuk membuka rekening pinjaman, misalnya dari bank, instansi pinjaman non-bank, kartu kredit, atau ragam bentuk pinjaman dana dan financing lainnya. Dengan demikian penipu bisa mendapatkan dananya, namun kita yang menjadi korban hutangnya.

Mendapat Akses/Kendali Terhadap HP atau Komputer

Penipu bisa membuat sebuah skenario (baik dengan interaksi manusia ataupun secara otomatis dengan “jebakan” di internet untuk mendapatkan akses atau kendali pada perangkat HP atau komputer kita. Jika HP/komputer kita mengandung aplikasi ataupun jejak website yang dipakai terkait transaksi digital (misalnya pembayaran dengan e-wallet semacam OVO, GoPay, dsb) atau online banking, maka dengan kendali ini, penipu mungkin juga bisa mengendalikan rekening-rekening tersebut.

TIPS UMUM MENGHINDARI PENIPUAN

Memang sangat disayangkan bahwa inovasi teknologi yang amat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Namun, sebagai anggota masyarakat di era digital ini, terdapat beberapa tips umum yang bisa kita ikuti untuk menghindar dari penipuan secara online:

  1. Tidak ada keberuntungan besar yang bisa diterima banyak orang dengan mudah. Maka hindari sebuah tawaran yang terlalu menjanjikan jika datang dari sumber yang tidak dikenal dengan sangat baik.
  2. Jaga data pribadi kita. Apalagi di media sosial di mana orang senang berbagi aneka informasi tentang dirinya, senantiasa pikirkan hal apa saja yang “aman” untuk dibagikan secara umum atau dengan orang yang tidak kita kenal betul.
  3. Hati-hati berteman hanya secara digital. Lebih baik menjalin pertemanan dengan orang-orang yang juga kita temui secara tatap muka sehingga tidak semudah untuk menyaru identitasnya.
  4. Belanja online secara jeli. Lebih baik berbelanja dari perusahaan online yang sudah banyak dikenal bonafit. Selalu perhatikan alamat situs web saat akan bertransaksi online dan pastikan memakai alamat resmi dari perusahaan yang dituju.  

Semoga dengan pengetahuan di atas warga senior bisa terus memanfaatkan aneka kemudahan yang tersedia secara digital tanpa menjadi korban penipuan yang merugikan.

RUKUN Senior Living
Kawasan Darmawan Park
Jl. Babakan Madang No. 99
Sentul Selatan – Bogor 16810
telp. 021 8795 1525
facebook : RUKUNSeniorLIving
Instagram : @rukunseniorlivingindonesia

Waspada! Penipuan Warga Senior Melalui Media Sosial