Kejujuran atau Kenyamanan: Apakah perlu Berbohong kepada Senior dengan Demensia?
Merawat orang tercinta dengan demensia (Orang Dengan Demensia/ODD) atau bekerja sebagai profesional di bidang perawatan lansia seringkali melibatkan dilema etika yang rumit. Salah satu dilemanya adalah apakah sebaiknya berbohong kepada ODD jika informasi yang betul dapat membuat mereka merasa stres atau resah?
Meskipun tidak ada jawaban yang sederhana, penting untuk mempertimbangkan etika dengan kesejahteraan emosional orang yang Anda dampingi.
Demensia mempengaruhi daya ingat, penalaran, dan persepsi, yang dapat menyebabkan kebingungan dan tekanan. Individu mungkin lupa kejadian baru-baru ini, kesulitan mengenali wajah-wajah yang dikenalnya, atau yakin bahwa mereka berada di waktu atau tempat yang berbeda.
Terputusnya persepsi dengan kenyataan di benak ODD bisa menimbulkan tantangan unik bagi para pendamping. Dr. David Sykes, Direktur Pusat Pembelajaran Demensia dari organisasi Dementia Australia, menyoroti pentingnya komunikasi yang saling menghormati.
“Penting untuk selalu berkomunikasi dengan hormat dengan seseorang dengan demensia dan memahami bahwa mereka mungkin mengalami hal yang berbeda dengan Anda. Hal ini dapat mempengaruhi perasaan mereka terhadap diri sendiri, tempat, dan cara mereka memandang hubungan.”
Menyeimbangkan Kejujuran dan Kasih Sayang
Bayangkan seseorang dengan demensia bertanya tentang orang yang dicintainya yang telah meninggal. Haruskah Anda mengingatkan mereka tentang kebenaran yang menyakitkan, yang berpotensi menyebabkan kesedihan, atau menawarkan “kebohongan” yang penuh belas kasih untuk menghindari kesusahan mereka? Pendekatan yang tepat bergantung pada kebutuhan dan keadaan individu.
Dr. Sykes menyarankan agar tanggapannya disesuaikan. “Ketika seseorang yang mengidap demensia tidak dapat mengingat peristiwa menyakitkan di masa lalu, seperti kematian orang tua atau pasangannya, mengingat hal tersebut dapat mengakibatkan tekanan yang signifikan,” katanya.
Strategi Komunikasi yang Penuh Kasih
Berikut adalah beberapa strategi untuk menanggapi pertanyaan sulit dengan belas kasih:
- Akui Kekhawatirannya: Daripada mengoreksi orang tersebut dengan kebenaran yang menyakitkan, akui perasaannya. Misalnya, “Ibumu tidak bisa berada di sini saat ini, dan sepertinya kamu merindukannya.” Pendekatan ini memvalidasi emosi mereka tanpa menimbulkan tekanan tambahan.
- Berikan Keyakinan: Tawarkan kenyamanan yang mengungkapkan empati. Anda bisa berkata, “Aku tahu kamu sedang kangen dengan beliau, tapi aku ada di sini dan sangat senang menemanimu.” Ini akan meyakinkan mereka akan dukungan dan perhatian Anda.
- Berempati dengan Emosi Mereka: Bagikan perasaan Anda tentang pengalaman pribadi yang serupa. Misalnya, “Aku juga kadang kangen dengan adikku yang tinggal di luar kota. Waktu kecil kita sering bermain sepeda bersama….” Hal ini menciptakan koneksi dan membantu orang tersebut merasa dipahami. Dari situ percakapan bisa kembangkan dengan saling berbagi cerita kenangan masa lalu.
Dr Sykes mencatat, “Ada banyak strategi dan cara berbeda yang dapat Anda lakukan untuk merespons dengan cara yang penuh kepedulian.” Pendekatan-pendekatan ini bertujuan untuk menjaga martabat dan kesejahteraan emosional seseorang.
Pertimbangan Etis bagi Pendamping
Berbohong kepada penderita demensia adalah suatu dilema yang rumit.
Meskipun kejujuran adalah nilai fundamental, menimbulkan tekanan yang tidak perlu pada seseorang yang mungkin tidak sepenuhnya memahami kebenaran dapat dianggap menyakitkan. Prinsip “jangan menyakitkan” dapat memandu pengambilan keputusan Anda. Jika kebenaran cenderung menyebabkan keresahan tanpa manfaat apa pun, maka upaya “menghindari kebenaran” perlu diupayakan. Yang perlu dijaga adalah tidak menciptakan kebohongan yang berlebih sehingga malah menciptakan pertanyaan atau sumber keresahan baru.
Tip Praktis untuk Pendamping Senior dengan Demensia
- Lakukan Pendekatan Anda secara Personal: Pahami bahwa setiap orang itu unik. Sesuaikan strategi komunikasi Anda dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing.
- Ciptakan Lingkungan yang Nyaman: Pastikan orang tersebut merasa aman dan didukung. Lingkungan sekitar yang familiar dan rutinitas yang konsisten dapat membantu mengurangi kebingungan dan kecemasan.
- Gunakan Komunikasi Non-Verbal: Terkadang sentuhan lembut atau senyuman hangat dapat menyampaikan lebih dari sekadar kata-kata. Isyarat non-verbal dapat memberikan kenyamanan dan keyakinan.
- Tetap Tenang dan Sabar: Tanggapi pertanyaan menantang dengan sabar dan tenang. Sikap tenang Anda dapat membantu menenangkan orang tersebut dan mengurangi kecerahannya.
- Terus Belajar: Perawatan demensia adalah bidang yang terus berkembang. Tetap terinformasi tentang strategi baru dan praktik terbaik dengan menghadiri sesi pelatihan dan mencari saran dari para profesional.
Merawat senior dengan demensia membutuhkan empati, kesabaran, dan kemauan beradaptasi. Meskipun pertanyaan apakah boleh berbohong kepada ODD tidak bisa dijawab secara pasti, memprioritaskan kesejahteraan emosional dan martabat mereka sangatlah penting.
Dengan menggunakan strategi komunikasi yang penuh empati dan mempertimbangkan perasaannya, pendamping ODD dapat mengatasi tantangan etika ini dengan penuh kasih dan rasa hormat.
Referensi
https://hellocare.com.au/truth-vs-comfort-should-you-lie-to-someone-with-dementia/
RUKUN Senior Living
Kawasan Darmawan Park
Jl. Babakan Madang No. 99
Sentul Selatan – Bogor 16810
telp. 021 8795 1525
facebook : RUKUNSeniorLIving
Instagram : @rukunseniorlivingindonesia